ARTIKEL

Rubahlah nasib ketika kamu mampu mengatakan untuk Berubah

CP:
facebook. http://www.facebook.com/noerfud.1604
twitter.

Rabu, 05 Maret 2014

Kalimat yang selalu saya canangkan yakni keteman-teman tentang NGAJI DIRI

Mengenal Diri atau lebih spesifiknya saya bilang NGAJI DIRI adalah mengenal perbuatan sesuai dengan tuntutan didalam ketetapan agama islam. Dalam hadist diriwayatkan "man arofa nafsahu faqod arofa robbahu" yang artinya Siapa yang mengenal dirinya maka  ia akan mengenal Tuhannya. Dan hal ini pula tertuang dalam kitab Al Quran yang surat Q.S Adz Dzariyat ayat 21
" ﻭَﻓِﻲ ﺃَﻧْﻔُﺴِﻜُﻢْ ۚﺃَﻓَﻠَﺎ ﺗُﺒْﺼِﺮُﻭﻥَ
Artinya dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tiada memperhatikan?" . Perbuatan mengenal diri adalah dasar dari perjalanan diri dalam mengenal ALLAH swt sebagai mana tajuk " Awwaludin ma'rifatullah" yaitu Awal agama mengenal Allah.

Tujuan agama kita untuk mengenal Allah adalah dàlam rangka membenarkan perbuatan dengan apa yang kita ucapkan terhadap kalimat tauhid
" ﻻَ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻻَّ ﺍﻟﻠﻪُ ﻣُﺤَﻤَّﺪُ ﺭَﺳُﻮْﻝُ ﺍﻟﻠﻪ"
Tiada Tuhan selain Allah dan nabi Muhammad utusan Allah. Teramat besar kebencian disisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakàn bahkan didalam Q.S Ash-Shaf ayat disitu menjelaskan kalimat Tauhid dan kalimat Syahadat adalah sumpah yang harus selalu dipegang teguh dan diperbuat kebenarannya. Sedangkan mengenal diri adalah upaya menjaga diri agar tidak tergoyahkan dalam memegangi kalimat sumpah sendiri. Ngaji diri adalah upaya membuka diri untuk lebih bisa diteliti sendiri apa yang berada dalam diri, mengenal diri adalah usaha mensyukuri anugerah dan nikmat yang telah Allah berikan sebagai mana ditetapkan dalam AlQuran surat Ibrahim ayat 7 yang berbunyi
"
ﻭَﺇِﺫۡ ﺗَﺄَﺫَّﻥَ ﺭَﺑُّﻜُﻢۡ ﻟَٮِٕﻦ ﺷَڪَﺮۡﺗُﻢۡ ﻟَﺄَﺯِﻳﺪَﻧَّﻜُﻢۡۖ ﻭَﻟَٮِٕﻦ
ڪَﻔَﺮۡﺗُﻢۡ ﺇِﻥَّ ﻋَﺬَﺍﺑِﻰ ﻟَﺸَﺪِﻳﺪٌ۬
Dan (ingatlah juga) tatkala Tuhanmu memberi tahu : Demi Sesungguhnya jika kamu bersyukur niscaya Aku akan tambahi nikmatKu kepada kamu dan demi sesungguhnya jika kamu kufur ingkar sesungguhnya azabKu amatlah pedih."

Diantara anugerah dan nikmat yyang mudah dikenali tapi justru sering dilupakan orang banyak adalah :
1. Adanya diri (tubuh lahiriyah dan tubuh bathiniyah)
2. Adanya napas dan asma
*keadaan diri :
Secara umum keadaan diri terdiri atas dua keadaan yakni tubuh luar (jasad) dan tubuh dalam (jisim). Tubuh dalam yang bisa dibilang software merupakan penggerak dari adanya tubuh luar (hardware).
Rangkaian dasar software atau jisim melingkupi :
1. Kemauan disebut iradat
2. Tenaga disebut qudrat
3. Perasaan disebut hayat
4. Pengetahuan disebut ilmu
5. Penglihatan disebut bashar
6. Pendengaran disebut sama'
7. Perkataan disebut kalam
Alamat aktivasi rangkaian dasar tersebut berada pada :
8. Akal disebut aqal
9. Hati disebut qolbu

Secara hukum pada dasarnya kerja dari rangkaian sistem software atau tubuh dalam hanya tunduk pada sang maha pencipta jadi haram hukumnya jika software tunduk pada perintah hardware (tubuh bagian luar). Karena rangkaian tubuh luar sbb :
1. Otot, syaraf, tulang, daging dan organ tubuh
2. Darah, sperma, dan cairan lainnya
3. Udara/napas
4. Mata, teling dan otak/pikiran.
Sebagaimaa telah dimaklumi bahwa tubuh luar/jasad ini berasal dari sari pati tanah yang lalu mencapai kesempurnaan bentuk setelah melalui proses yang panjang dalam pembentukannya menjadi makhluk hidup yang terlahir dari seorang rahim ibu. Dalam pergerakan badan pertumbuhan jasad ini secara alamiah selalu berhubungan dengan keadaan alam sebagaimana asal usulnya maka keadaan sari nabati atau gizi berperan aktif dalam proses pertumbuhannya. Singkronisasi antara hubungan jasad dan jisim telah ditetapkan oleh Allah swt sebagaimana petunjuk beliau " Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan agama itu,maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.
QS. al-Jatsiyah (45) : 18".

Setiap makhluk di alam semesta ini masing-masing memiliki UFUK termasuk pada diri manusia yang meliputi ufuk NAZHOR dan ufuk BADIHI. Ufuk nazhor adalah adalah titik "Thoha" yang tepat berada ditengah kening sedangkan ufuk badihi itu sendiri berada pada titik " Yaa siin " yang tepatnya dipusat sentral otak belakang bagian kepala. Mengetahui ufuk diri adalah kewajiban setiap umat beragama terutama yang menghendaki terwujudnya nilai Kaffah dalam Al Islam seperti yang tercantum dalam Q.S Fushilat ayat 053 " kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda kekuasaan kami disegenap ufuk pada diri mereka sendiri. Sehingga jelaslah bagi manusia bahwa Alquran itu benar. Tidak cukupkah bagimu bahwa Tuhan mu menjadi saksi atas segala sesuatu. 

jadi kesimpulannya hendaklah kita berbenah diri karena sesungguhnya kekuatan 
Allah tidak ada yang bisa menandingi dan sebaik-baiknya muslim hendaklah mengkaji diri agat lebih menjadi pribadi yang lebih baik lagi sampai orang akan mengenal kita hanya dengan kebaikan kita bukan keburukan kita. amiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar